Mitos di Jawa Barat

Mitos di Jawa Barat, Awas Langgar Pemali Orang Sunda

Ada banyak mitos yang beredar di masyakarat di Jawa Barat. Mitos-mitos ini biasanya berawal dari pemali atau larangan dari orang-orang zaman dahulu yang kemudian berkembang dan diteruskan secara turun-temurun.

Biasanya ada maksud dari mitos-mitos yang beredar ini meski kebenarannya tidak bisa dipastikan. Namun banyak masyarakat atau orang Sunda yang mempercayainya hingga menghindari perilaku-perilaku yang disebutkan dalam mitos.

Sisi baiknya, banyak yang lebih berhati-hati saat berada masuk area pemali. Tapi tak bisa dipungkiri, mitos-mitos ini bisa membuat masyarakat tergelincir dalam hal-hal syirik. citygardensapts.com

Berikut ini daftar mitos di berbagai tempat di Jawa Barat yang dipercaya oleh sebagian masyarakat Sunda :

1. Pulau Kunti

Di antara deretan pulau yang membentang di kawasan Ciletuh – Palabuhanratu Sukabumi, terdapat pulau bernama Pulau Kunti. Di Pulau Kunti, itu terdapat Gua Jodoh yang terdengar suara tawa kuntilanak.

Suara tawa itu tidak setiap saat terdengar. Hanya saat badai atau ketinggian air pasang gelombang di perairan mencapai 4 hingga 5 meter. Gelombang yang menghantam deretan batuan lava di Pulau Kunti menghasilkan gema mirip kuntilanak tertawa.

Suara tertawa itu sempat menjadi mitos soal keangkeran pulau tersebut hingga sebagian warga yang menganggap kawasan itu angker.

2. Situ Gede

Di Situ Gede Tasikmalaya, ada dua ikan raksasa yang menjadi mitos di objek wisata ini yakni Si Layung dan Si Kohkol.

Si Layung, seekor ikan mas merah berukuran raksasa. Sementara Si Kohkol adalah jenis ikan deleg atau ikan gabus raksasa.

Menurut cerita, jika Si Layung muncul ke permukaan air maka langit di Situ Gede akan muncul lembayung. Langit senja Situ Gede akan indah dengan warna kuning kemerahan.

Saat lembayung terlihat, itu berarti pemancing harus menyudahi kegiatannya karena takut terjadi hal yang tak diinginkan. Biasanya Si Layung akan menampakan diri kepada pemancing yang “sompral” (sembarangan berbicara).

3. Batu Goong Ciamis

Di Lingkungan Lebak, Kelurahan Ciamis, Kabupaten Ciamis, terdapat sebuah batu yang unik yang dinamai Batu Goong oleh masyarakat sekitar. Uniknya, batu seukuran gamelan kecil itu tak bisa dipindahkan.

Batu tersebut berada di kebun bambu tidak jauh dari bantaran Sungai Cileueur. Disebut Batu Goong karena bentuknya yang menyerupai alat musik gamelan yakni Goong kecil, bentuknya bulat berdiameter sekitar 30 sentimeter dan ada bulatan kecil di tengahnya.

Kepercayaan batu Goong tak bisa dipindahkan muncul ketika ada petugas dari museum hendak memindahkan batu tersebut karena dinilai unik dan memiliki nilai sejarah. Tapi saat pegawainya menggali ternyata orang tersebut malah sakit, sehingga proses pemindahannya tidak diteruskan.

4. Cadas Pangeran

Cadas Pangeran belum seramai sekarang, ada mitos bahwa pengendara dan warga yang melewati jalan raya tersebut harus menyalakan dan melempar rokok atau koin ke jurang di pinggir jalan. Ini semacam exit permit atau izin untuk melintas agar tak diganggu mahluk astral penghuni Jalan Cadas Pangeran. Tentu saja, bacaan doa penolak bala dan marabahaya tak putus dirapalkan saat akan melintas.

5. Tanjakan Emen

Nama Tanjakan Emen tentu tidak asing lagi di telinga warga Jawa Barat. Jalan yang berada di Kampung Cicenang, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, itu memang dikenal angker. Banyak yang tewas saat melintas di jalan sepanjang sekitar dua kilometer itu.

Sebenarnya penyebab kecelakaan dipicu oleh kendaraan yang tak laik jalan ataupun faktor kesalahan manusia. Namun, tak sedikit pula yang mengaitkan kecelakaan yang terjadi karena gangguan makhluk astral yang bernama Emen. Benarkah demikian?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *