Awal Tahun 2024 yang Berat Bagi Jawa Barat: 6 Nyawa Melayang

Awal Tahun 2024

Awal tahun 2024 jadi momen berat bagi Jawa Barat. Betapa tidak, sejak perayaan pergantian tahun beberapa waktu lalu, sejumlah peristiwa besar dan bahkan menimbulkan korban jiwa berturut-turut terjadi di Tanah Pasundan ini.

Gempa Sumedang

Bermula dari gempa bumi merusak yang mengguncang Kabupaten Sumedang. Gempa ini terjadi beberapa jam sebelum pergantian tahun 2024. Pada Minggu (31/12/2023), gempa berturut-turut mengguncang Sumedang.

Di awali gempa M 4,1 dengan kedalaman 7 km pukul 14.35 WIB, gempa M 3,4 dengan kedalaman 6 km pukul 15.38 WIB, dan puncaknya gempa M 4,8 kedalaman 5 km pukul 20.34 WIB.

Gempa ini mengakibatkan setidaknya 13 warga mengalami luka, 1.462 unit bangunan rusak dengan rincian rusak ringan 1184 unit, rusak sedang 197 unit dan rusak berat 81 unit.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,8 menimbulkan kerusakan khususnya rumah di Sumedang, Jawa Barat. Ini penampakannya. Foto: Antara Foto/Raisan Al Farisi

Guncangan gempa di Sumedang terus terjadi. Data BMKG menyebutkan, tercatat sudah ada 20 kali gempa mengguncang Sumedang. Terakhir pada Senin (8/1/2024) sekitar pukul 14.02 WIB, gempa M 3,1 kembali di rasakan warga Sumedang.

Sepekan setelah gempa merusak yang terjadi, status tanggap darurat di Kabupaten Sumedang di nyatakan berakhir. Warga yang sebelumnya mengungsi sudah di bolehkan pulang ke rumahnya masing-masing kecuali warga yang rumahnya rusak berat.

“Warga yang rumahnya rusak berat kita edukasi agar tinggal di rumah saudaranya dan sanak family-nya,” ungkap pj Bupati Sumedang Herman Suryatman dalam paparannya.

Tabrakan Kereta Api

https://www.chirurgie-digestif-proctologie.re/wp-includes/baccarat-online/

Sorotan publik akan gempa Sumedang tiba-tiba beralih ke wilayah Cicalengka, Kabupaten Bandung. Pada Jumat (5/1/2024) pagi pukul 06.03 WIB, sebuah kecelakaan maut yang melibatkan dua kereta api terjadi.

KA Turangga relasi Surabaya Gubeng – Bandung bertabrakan dengan Commuterline Bandung Raya di jalur di km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur-Stasiun Cicalengka.

“Kejadian pukul 06.03 WIB di petak jalur Cicalengka-Haurpugur, KA Turangga dan KA Lokal,” kata Manager Humas Daop 2 Bandung Ayep Hanapi saat di konfirmasi.

Foto udara proses evakuasi jenazah korban kecelakaan kereta api yang mengalami kecelakaan di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024). Data dari Basarnas mencatat, sebanyak empat orang meninggal dunia akibat kecelakaan kereta api yang melibatkan Kereta Api Lokal Bandung Raya dengan Kereta Api Turangga.

Jelas saja, tabrakan kereta yang saling ‘adu banteng’ ini menyedot perhatian seluruh publik, bukan cuma di Jawa Barat, tapi juga hingga ke pelosok negeri.

Tabrakan kereta yang hingga kini belum di ketahui pasti penyebab ha ini, menimbulkan empat korban jiwa. Keempat korban adalah pegawai PT KAI yakni masinis Commuter Line Julian Dwi Setiono, asisten masinis Ponisan, pramugara Andrian, dan security Enjang Yudi.

Sementara 33 dari ratusan penumpang dua kereta tersebut, mengalami luka-luka. “Korban meninggal dunia 4 orang,” ucap Ayep.

Tabrakan tersebut membuat jadwal kereta api menjadi kacau balau. Mau tak mau, perjalanan kereta kereta ke arah timur harus memutar mulai dari Bandung Bandung-Cikampek-Cirebon-Purwokerto – Kroya.

Guna mencari penyebab tabrakan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memeriksa petugas stasiun Cicalengka dan Haurpugur, Kabupaten Bandung.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyebut, pihaknya juga akan mengambil alat semacam black box yang ada dalam dua kereta lokomotif tersebut. Kemudian data black box itu akan di ambil sambil melakukan investigasi lainnya.

“Nanti kita akan menanyakan kepada pihak LAN atau pihak KAI untuk mengajari kita signal ini kodenya apa dan gimana, setelah kita tahu, kita mempelajari, kita butuh waktu kurang lebih satu atau dua minggu mempelajarinya,” ujar Soerjanto di Kantor Stasiun Cicalengka, Sabtu (6/1/2023).

Soerjanto mengatakan report atau laporan investigasi akhir akan di dapatkan tiga bulan ke depan. Alasannya, proses investigasi harus di lakukan dengan baik.

Baru pada Minggu (7/1/2024), perjalanan kereta yang sempat terganggu akibat tabrakan maut itu mulai kembali normal. Kereta api mulai bisa melalui jalur di lokasi kejadian meski dengan kecepatan yang di batasi.

“Update pukul 12.00 WIB, perjalanan kereta api di wilayah Daop 2 Bandung sudah berangsur normal dengan kecepatan yang di batasi yaitu 60 kilometer per jam. Adapun untuk kecepatan normalnya yaitu 90 kilometer per jam,” ucap Ayep .

Longsor di Mata Air Cipondok

Masih hangat duka terkait gempa Sumedang dan tabrakan kereta, bencana longsor terjadi di Kabupaten Subang. Longsor terjadi di kawasan wisata dan sumber mata air Cipondok pada Minggu (7/1/2024) sekira pukul 17.45 WIB. Longsor sendiri terjadi usai curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Subang.

Kepala Pelaksana BPBD Subang Udin Jazudin menyebut, ada dua warga yang di laporkan meninggal dunia akibat longsor yang terjadi. “Ada korban jiwa, dua orang meninggal dunia, lain luka-luka,” ujar Udin.

Warga memberi makan anaknya di posko pengungsian Desa Pasanggrahan, Kecamatan Kasomalang, Subang, Jawa Barat, Senin (8/1/2024). Berdasarkan data BPBD Jawa Barat, sebanyak 49 jiwa warga terdampak longsor di Subang terp[aksa mengungsi semenatar akibat retakan tanah di area pemukiman yang di sebabkan longsor yang terjadi pada Minggu (7/1/2024). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/YU Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meninjau langsung lokasi bencana longsor di Cipondok, Senin (8/1/2024). Dari hasil peninjauan, sebanyak 49 warga masih bertahan di pengungsian. Para warga masih takut akan terjadinya longsor susulan.

“Kami mencatat yang masih mengungsi saat ini ada 49 orang. Saya sampaikan semuanya pemerintah Kabupaten Subang, TNI, Polri telah menangani pengungsian yang sangat baik, makanan dan kebutuhan pengungsi lainnya telah di siapkan, insyaallah semuanya bisa terjaga,” ujar Bey.

Bey mengaku Jawa Barat punya potensi tinggi terjadi bencana di musim penghujan. Karena itu, dia meminta masyarakat untuk tetap waspad akan segala potensi bencana yang mengintai kapan saja.

“Kita sekarang sedang mengalami cuaca buruk, jadi hindari alam terbuka jadi itu sangat berbahaya carilah tempat seaman mungkin. Kami turut berbela sungkawa terkait dengan dua korban yang meninggal dunia akibat bencana longsor yang terjadi di Kabupaten Subang ini,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *